Berita Terkini

Parmas Perempuan Pemilu Meningkat, KPU Jatim: Potensi Besar yang Perlu Dimanfaatkan

Gresik, jatim.kpu.go.id- Divisi Sosialisasi, Pendiidkan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) Gogot Cahyo Baskoro menyebutkan, tingkat partisipasi masyarakat pada dua kali Pemilu terakhir mengalami peningkatan.

Hal tersebut dikatakan Gogot dalam Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih untuk segmen pemilih perempuan pada daerah rawan bencana di Kafe Al Hambra Jl. Selatan Pasar Duduk Sampeyan, Gresik pada Rabu, 13 Juli 2022 pukul 09.30.

“Ini merupakan potensi besar yang perlu dimanfaatkan dalam rangka menyukseskan Pemilu 2024 nanti,” kata Gogot di hadapan 40 perempuan dari berbagai unsur yang menjadi peserta sosialisasi.

Berdasar data yang dimiliki oleh KPU Jatim menunjukkan jumlah pemilih perempuan pada Pemilu 2019 sebanyak 15.686.939 pemilih dari total pemilih 30.912.994. Selisih 2% lebih banyak dibanding pemilih laki-laki.

Sedangkan tingkat partisipasi perempuan pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 meningkat sebanyak 9,28% untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sebanyak 6,61% untuk Pemilu DPR, sebanyak 6,66% untuk Pemilu DPD, sebanyak 6,52% untuk Pemilu DPRD Provinsi, dan sebanyak 6,51% untuk Pemilu DPRD Kabupaten/Kota.

Masih sama pada Pemilu 2019, jika dibandingkan dengan partisipasi laki-laki, parmas perempuan juga cenderung mengalami peningkatan pada setiap jenis pemilihan.

“Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan kecenderungan punya kesadaran tinggi untuk berpartisipasi dalam Pemilu,” anggap Gogot.

Namun demikian, potensi besar tersebut juga mempunyai sejumlah kekurangan. Gogot mengungkapkan, salah satu alasannya adalah perempuan rentan dimobilisasi, baik ketika maupun di luar Pemilu/Pemilihan.

“Pemilih perempuan cenderung masih bisa diarahkan, masih mudah dipengaruhi,” katanya.

Selain itu, keadaan kultural juga mempengaruhi cara pandang perempuan tehadap dunia politik.

“Alasan tersebut berdampak pada belum banyaknya perempuan yang menduduki posisi strategis. Sehingga beberapa hal yang menyangkut kepentingannya sendiri terabaikan,” papar mantan Anggota KPU Jember ini.

Hal tersebut yang melatarbelakangi mengapa KPU Jatim memprioritaskan perempuan sebagai salah satu segmen sosialsiasi dan pendidikan pemilih.

Alasan yang sama juga diungkap oleh Narasumber, Azifah dalam paparannya. Ia mengatakan jika perempuan telah mendapatkan perhatian dalam Pemilu melalui kebijakan affirmative action.

“Dalam Undang-Undang telah disebutkan bahwa partai politik dapat menjadi peserta pemilu setelah memenuhi persyaratan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepungurusan partai politik tingkat pusat,” papar Azifah.

Karenanya, akademisi STAIN Ihyaul Ulum Gresik tersebut mengajak para perempuan lebih meningkatkan perannya dengan terlibat langsung di berbagai posisi yang strategis. 

Hal sama disampaikan Komisioner KPU Gresik, Makmun yang juga menjadi Narasumber. Makmun mengajak para perempuan menjadi pemilih yang cerdas.

Turut hadir pada acara ini, Ketua KPU Gresik Akhmad Roni beserta Anggota. Hadir pula dari KPU Jatim Sekretaris, Nanik Karsini, Kabag Tekmas Popong Anjarseno, Kasubbag Parmas Prahastiwi, dan sejumlah staf parmas.

Untuk diketahui, pada awal tahapan ini KPU Jatim baru memilih di 3 lokus sosialisasi dan pendidikan pemiliih. Sebelumnya pada Selasa, 12 Juli 2022 dilaksanakan di Kota Probolinggo dengan segmen pemilih pemula dan daerah rawan konflik. Berikutnya untuk segmen disabilitas di daerah pelanggaran Pemilu tinggi akan dilaksanakan di Sampang pada Kamis, 14 Juli 2022.***

(AFN/ Fto. Sekti)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 288 kali