Berita Terkini

Genjot Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, KPU Jatim Terima Kunjungan SMP Kartika Nasional Plus Surabaya

Genjot Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, KPU Jatim Terima Kunjungan SMP Kartika Nasional Plus Surabaya

Surabaya, jatim.kpu.go.id- Terus genjot sosialisasi dan pendidikan pemilih, pada Rabu, 11 Oktober 2023, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) kembali menerima kunjungan pra pemilih. Kunjungan kali ini dari SMP Kartika Nasional Plus Surabaya dalam rangka mengikuti Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilu Tahun 2024. 

Bertempat di Kantor KPU Jatim, Jalan Raya Tenggilis No. 1-3, Surabaya, pukul 09.00 WIB - selesai, sebanyak 24 siswa-siswi dari kelas 9 bersama dengan 1 guru pendamping diterima oleh jajaran KPU Jatim.

Kunjungan dimulai dengan belajar kepemiluan dan demokrasi di Rumah Pintar Pemilu (RPP) Punakawan. Para siswa tampak bersemangat mendengarkan materi dan berfoto di booth RPP Punakawan menggunakan properti alat peraga sosialisasi. Mereka kemudian diajak melakukan office tour melihat sekeliling kantor KPU Jatim.

Kegiatan berlanjut, para peserta dikumpulkan di ruang Media Center untuk bersiap mendengarkan materi tentang Sosdiklih untuk Pra Pemilih: Demokrasi, Pemilu, dan Partisipasi yang disampaikan oleh Divisi Sosialisasi; Pendidikan Pemilih; dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas), Gogot Cahyo Baskoro.

Sebelum sesi materi, Didit Yuli Edi Santoso selaku guru pendamping kegiatan kunjungan memberikan sambutannya. Ia menyampaikan maksud dan tujuan, serta rasa terima kasihnya kepada KPU Jatim yang telah bersedia menerima kunjungan rutin SMP Kartika Nasional Plus setiap tahun. 

“Kami hadir di sini sesuai dengan tema dalam pembelajaran PPKN, di mana pada kelas 9 adalah mengenai Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat. Saya bersyukur pada pagi hari ini anak-anak telah diterima dan dijamu dengan luar biasa,” ungkapnya.

Melalui momen ini, ia pun berharap peserta didiknya sebagai pra pemilih bisa memperoleh wawasan mengenai bagaimana menjadi warga negara yang baik serta mampu secara aktif mendukung proses kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, antar golongan, dan bahkan partai politik pilihan mereka.

“Bagaimanapun juga, diantara perbedaan ada kebersamaan dalam visi dan misi Negara Republik Indonesia, sehingga anak-anak ini pun kami persiapkan karena SMP Kartika Nasional juga berbasis nasionalisme dan patriotisme,” ujarnya.

Menanggapi Didit, Anggota KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro menyampaikan harapannya agar kunjungan ini dapat memperluas perspektif para peserta didik perihal kepemiluan dan demokrasi.

“Saya yakin di sekolah adik-adik juga sudah mengenal melalui mata pelajaran PPKN. Dengan mengunjungi Rumah Pintar Pemilu dan belajar terkait proses Pemilu di Jawa Timur, semuanya bisa memperoleh gambaran untuk persiapan kedepannya nanti ketika sudah punya hak pilih dan mendapatkan perspektif tambahan soal pemilu dan demokrasi,” terangnya.

Sesi materi dan diskusi berlangsung interaktif. Siswa-siswi semakin antusias ketika Gogot selaku pemateri memberikan selingan pada materinya dengan mengajak mereka untuk bernyanyi dan bermain games untuk meningkatkan fokus para peserta. Materi kunjungan kali ini membahas seputar proses demokrasi dan informasi mengenai unsur serta tahapan pelaksanaan Pemilu. Gogot juga menerangkan bagaimana aktivitas berdemokrasi dapat diterapkan di lingkungan sekolah. Misalnya pada pemilihan ketua dan perangkat kelas.

Pada salah satu bahasannya, Gogot menjelaskan tujuan dari adanya negara demokrasi, yakni untuk memberikan kebebasan berpendapat bagi warga negara dan memberikan kesempatan yang sama bagi rakyat untuk secara aktif terlibat dalam politik dan pemerintahan. Ia pun menerangkan pentingnya pengaturan dan pembatasan kekuasaan pemerintahan di dalam negara demokrasi, yang bertujuan mencegah tindakan sewenang-wenang para penguasa dalam mengemban tugasnya.

“Adik-adik sekalian, di negara ini kita bebas berpendapat dan mengkritik siapa saja. Namun di negara-negara lain bisa jadi berbeda. Kita semuanya juga tanpa mengenal suku, agama, ras, adat istiadat dan sebagainya, memiliki kesempatan yang sama untuk jadi pemimpin. Memang mungkin kita semua dari latar belakang budaya yang berbeda tapi masih dalam wadah satu kesatuan Negara Republik Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, pada sesi diskusi siswa-siswi banyak menanyakan perihal proses pelaksanaan Pemilu mulai dari tantangan yang dihadapi dalam menyelenggarakan Pemilu, teknis pelaksanaan, peserta, serta sanksi bagi pemilih yang tidak memenuhi syarat ketentuan terkait hak pilih. Diskusi ditutup dengan mengadakan kuis dan pemberian merchandise untuk beberapa peserta teraktif. ***

(AD/ed.Red/Fto.Sasa)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 61 kali