Berita Terkini

DESAIN SURAT SUARA BELUM FINAL, KEDUA PASLON AJUKAN PENAMBAHAN NAMA DAN GELAR

  Surabaya, jatim.kpu.go.id– Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) mengadakan rapat koordinasi lanjutan terkait desain surat suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) Tahun 2018. Rapat koordinasi (rakor) yang bertempat di ruang Media Center, dipimpin langsung oleh Divisi Perencanaan dan Data KPU Jatim, Choirul Anam. Selain dihadiri oleh tim pemenangan dari kedua pasangan calon (Paslon), rakor ini dihadiri oleh Ketua Bawaslu Jatim, Muhammad Amin, dan Kasubdit 1 Intelkam Polda Jatim, AKBP Asmoro. Dalam pengantar dan arahannya, Divisi Perencanaan dan Data KPU Jatim, Choirul Anam menyatakan rapat koordinasi lanjutan ini diadakan agar ada kesepakatan bersama, terutama terkait tentang desain surat suara Pilgub Jatim. Tentunya, dengan mematuhi aturan-aturan yang ada dalam Surat Keputusan (SK) KPU RI Nomor 43 Tahun 2018 tentang desain surat suara. “Koordinasi seperti sekarang ini Saya rasa penting, agar tidak terjadi salah persepsi yang berkaitan dengan surat suara. Bila ada masukan, silahkan saja sampaikan sebelum nanti naik cetak,” ujarnya. Adapun hasil rapat koordinasi desain surat suara Pilgub Jawa Timur, mendapat tanggapan dan masukan dari kedua paslon. Tim pemenangan Paslon nomor 1 yang diwakili M. Roziki, mengusulkan adanya perubahan nama pada Calon Wakil Gubernur (Cawagub). Adapun perubahan yang diusulkan, yakni menambahkan nama Dardak di desain surat suara. Hal yang sama juga disampaikan oleh perwakilan tim pemenangan dari paslon nomor 2, Yordan. Dia juga mengusulkan adanya perubahan nama pada cawagub, yakni dengan menambahkan gelar Hajah (Hj) dan Sarjana Pendidikan (S.Pd). Perubahan itu penting, karena dalam desain surat suara sebelumnya masih belum ada. Terkait usulan penambahan nama dan gelar tersebut, kedua tim pemenangan paslon sudah melampirkan surat dan dokumen pendukung sebagai dasar pengusulan. Harapannya, dengan dokumen pendukung yang sudah disampaikan akan bisa disepakati dan segera dilanjut dengan tahapan cetak surat suara. Menanggapi hal tersebut. Divisi Perencanaan dan Data KPU Jatim, Choirul Anam mengatakan akan segera menindaklanjuti dengan mengadakan rapat internal. Dalam rapat internal bersama Bawaslu Jatim nantinya, terkait usulan dari kedua Paslon tersebut akan diteruskan ke KPU RI sebagai pemegang keputusan tertinggi. “KPU Jatim dan Bawaslu akan melaksanakan rapat internal, nanti akan dijadikan keputusan selanjutnya terkait dengan desain surat suara agar bisa segera dicetak oleh percetakan,” ucapnya. (MC – BIB/BAY)

DEKLARASI PILKADA RAMAH HAM, KOMNAS HAM & KPU JATIM JAMIN HAK PILIH SERTA MEMILIH BAGI MASYARAKAT

  Surabaya, jatim.kpu.go.id– Deklarasi Pilkada Damai, Pilkada yang ramah Hak Asasi Manusia (HAM) digelorakan dari aula lantai II kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim), hari ini, Kamis (19/4). Dalam rangkaian deklarasi tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan KPU Jatim bersama-sama mendeklarasikan jaminan hak dipilih dan memilih bagi masyrakat. Deklarasi dibuka langsung oleh Ketua KPU Jatim, Eko Sasmito, serta didampingi oleh Divisi Teknis KPU Jatim, Muhammad Arbayanto. Hadir pula dalam acara deklarasi ini Bawaslu Jatim, Toton Suhariyono dan Kasubdit 1 Intelkam Polda Jatim, AKBP Asmoro. Divisi Teknis KPU Jatim, sekaligus pengantar acara deklarasi, Muhammad Arbayanto menyatakan untuk menjaga hak pilih masyarakat tetap aman dan Pilkada bisa berjalan dengan damai. Ada beberapa aspek kerawanan, seperti dari sisi penyelenggaran yang potensi kerawan bisa terjadi dalam pemilih khusus ataupun TPS khusus, seperti Rutan dan Lapas. Selain sisi penyelenggaraan, dia menyebutkan aspek kerawaan juga bisa dilihat dari sisi pengawasan dan kemurnian suara. Kerawanan ini tidak hanya disebabkan karena kecurangan, melainkan juga bisa dikarenakan petugas penyelenggara, seperti PPS atau PPK yang lalai, kurang kompeten dan tidak profesional. “Hak pilih masyarakat tentu harus dijamin dalam Pilgub Jatim nanti, karena memang merupakan bagian dari HAM,” ujarnya (19/4)/2018. Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Muhammad Choirul Anam berpandangan bahwa beberapa permasalahan terkait HAM, tidak semata-mata karena rendahnya kinerja KPU. Dia menilai banyak permasalahan yang hadir dikarenakan memang aturan-aturan yang ada dan belum menjangkau ke sana. Dia menyebutkan, dengan terjaminnya hak pilih masyarakat dalam Pilgub Jatim nanti. Harapannya seluruh tahapan bisa terjaga hingga sampai akhir. Sekaligus dia menginginkan agar Provinsi Jawa Timur menjadi contoh Pilkada yang damai, serta menjamin hak pilih seluruh lapisan masyarakat. “Kami ditugaskan ke Jawa Timur untuk mengawasi terkait Hak Asasi Manusia dalam Pilkada, sekaligus juga melakukan deklarasi bersama,” urainya. Dengan adanya deklarasi bersama berkaitan dengan Pilkada Ramah HAM. Anam menghimbau bagi semua pihak terutama jajaran yang bersentuhan langsung dengan Pilkada serentak, untuk lebih menjamin hak pilih dan dipilih, serta menjamin pemenuhan hak pilih bagi kelompok rentan dan minoritas. Selain itu, pihak terkait juga harus mengawasi penyelenggaraan pilkada, termasuk kampanye berdimensi sara, diskriminasi ras dan etnis. Terlebih juga, melakukan mitigasi penanganan konflik dan pengamanan dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2018. “Itu semua harus dilakukan guna menciptakan Pilkada yang lebih bermartabat, tanpa diskriminasi dan damai,” pungkasnya. (MC – TUNG/BAY)

SOSIALISASI BERSAMA KALANGAN PEMILIH PEMULA, GOGOT: JADILAH PEMILIH CERDAS PILGUB JATIM 2018

  Kediri, jatim.kpu.go.id– Sosialisasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim), dengan segmentasi pemilih pemula kekinian (milenial) digelar di SMK PGRI 1 Kediri, jalan Himalaya Kota Kediri, Kamis (19/4). Dalam sosialisasi yang dilaksanakan di Auditorium SMK PGRI 1 Kediri, para pemilih pemula yang sebagian besar siswa diajak untuk menggunakan hak pilih dan menjadi pemilih yang cerdas. Hadir tiga orang narasumber dalam sosialiasi tatap muka tersebut yakni Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, Akademisi Unesa, Ahmad Basri, dan Akademisi STIKA Kediri, Imam Fachruddin. Jalannya acara sosialisasi dipandu langsung oleh Sri Mulyani (STAIN Kediri) sebagai Moderator. Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro menyatakan, sebagai generasi milenial harus menjadi pemilih yang cerdas dalam Pilgub Jatim, Rabu 27 Juni 2018 yang akan datang. Hal ini penting sebagai wujud penyampaian aspirasi melalui pemilihan secara langsung. “Tentu bagi pemilih pemula akan menjadi kenangan tersendiri, karena baru pertama datang ke bilik suara menggunakan hak pilih. Makanya nanti gunakan hak pilih secara cerdas,” ujarnya. Gogot menjelaskan, ada beberapa kriteria pemilih cerdas yang perlu diketahui oleh kalangan milenial. Salah satunya memastikan sudah terdaftar sebagai pemilih dalam Pilgub Jatim nanti. Bagi yang belum terdaftar kerena tidak mempunyai KTP elektronik, Gogot mengarahkan untuk segera mengurus Surat Keterangan (Suket) ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) setempat. “Terlebih lagi, harus mengetahui kapan pelaksanaan Pilgub Jatim dan tata cara menggunakan hak pilih yang benar. Dengan sosialisasi seperti ini, setidaknya semua bisa paham,” tegasnya. Sementara itu, narasumber yang merupakan akademisi Unesa, Ahmad Basri menyampaikan materi yang secara garis besar berisi peran generasi millenial dalam demokrasi di Indonesia. Menurutnya, dengan jumlah pemilih milenial yang cukup siginifikan setidaknya bisa menjadi penentu perjalanan Pilgub Jatim ke depan. “Caranya dengan menggunakan hak pilih dan jangan sampai para pemilih yang masuk kategori milenial tidak peduli dengan Pilgub Jatim,” terangnya. Hal yang sama disampaikan oleh akademisi STIKA Kediri, Imam Fachruddin. Dia menambahkan, tidak hanya dalam hak kuantitas partisipasi masyarakat yang ditingkatkan, melainkan juga harus disertai dengan sisi kualitas. Pemilih pemula misalnya tidak hanya sebatas menggunakan hak pilih, setidaknya juga faham siapa yang akan dipilih nantinya. “Partisipasi masyarakat dalam Pilgub Jatim dituntut meningkat, tapi juga harus berjalan seiring dengan sisi kualitas juga. Biar nantinya akan menjadi pemilih cerdas,” ucapnya. (MC – ANY/BAY)

PENDAFTAR DPD YANG KONSULTASI KE KPU JATIM MASIH TERUS MENGALIR

  Surabaya, jatim.kpu.go.id– Antusiasme warga Jawa Timur dalam menghadapi tahapan Pemilu 2019, terutama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sangat tinggi. Terbukti, hingga saat ini pendaftaran yang melakukan konsultasi persyaratan dan tata cara pendaftaran, di kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim), jalan Raya Tenggilis Nomor 1 Surabaya. Terdata hingga hari ini, Rabu (18/4) sudah sebanyak 29 orang yang melakukan konsultasi DPD. Mereka yang konsultasi ada yang berencana mencalonkan diri sebagai DPD, sebagian juga merupakan perwakilan yang diutus oleh orang yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan DPD di Pemilu 2019 mendatang. Kasubag Hukum KPU Jatim, Wiratmoko Iman Santoso menyatakan sesuai dengan jadwal yang ada, untuk tahapan konsultasi yang berkaitan dengan DPD berlangsung dari 26 Maret s.d 8 April 2018. Cuma, hingga kemarin masih ada beberapa calon maupun perwakilan yang datang untuk konsultasi terkait DPD. “Yang datang konsultasi tetap Kami layani dan sudah ada ruang khusus untuk menerima, serta melayani para calon atau utusannya yang datang konsultasi terkait DPD,” ujarnya. Pria yang akrab dipanggil Moko ini menjelaskan, bagi masyarakat yang konsultasi terkait DPD sudah ada ruangan help desk Sistem Informasi Perseorangan Peserta Pemiu (SIPPP). Dia mempersilahkan bagi yang ingin konsultasi terkait DPD, datang saja sehingga penjelasanan yang diperoleh bisa utuh. Soal sampai kapan tahapan konsultasi pencalonan DPD berlangsung. Moko menerangkan bahwa sesuai dengan jadwal tahapan pencalonan DPD, untuk tahap berikutnya adalah penyerahan syarat dukungan bagi calon DPD. Jadwal dimulai sejak Minggu (22/4) sampai dengan Kamis (26/4) yang akan datang. “Itu artinya, sebelum tahapan penyerahan syarat dukungan pencalonan sudah tidak lagi konsultasi, melainkan bisa lebih focus pada syarat dukungan,” terang Moko. Dia menambahkan, untuk penyerahan syarat dukungan dilampirkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) dengan sebaran dukungan sebanyak 50 persen dari jumlah Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur. Dengan sebanyak 38 Kabupaten/Kota, tentu sebaran dukungan minimal ada di 19 Kabupaten/Kota. “Pendaftaran untuk DPD masih Juli akan datang. Syarat dukungan selain sebaran di 19 Kabupaten/Kota, juga melampirkan e-KTP sebagai bukti dukungan,” pungkasnya. (MC – BAY)

SOSIALISASI PEMILIH PEMULA DI SMAN 1 MAGETAN, KPU JATIM GELORAKAN GUNAKAN HAK PILIH

  Magetan, jatim.kpu.go.id– Sosialisasi tatap muka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Pilgub  Jatim) digelar di aula SMA Negeri 1 Magetan, Selasa (17/4). Pada sosialisasi ini, Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) menggelorakan kepada siswa-siswi yang telah memiliki hak pilih untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 27 Juni 2018 mendatang. Hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi di SMA Negeri 1 Magetan dari Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, Guru SMAN 1 Magetan, Hari Soesatyo dan Pimpinan Redaksi Radar Magetan, Bambang Heri Irwanto. Acara dipandu oleh moderator Eko Fahrudin  dari Lakspesdam Magetan. Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro menyatakan sebagai pemilih pemula harus peka dan peduli terhadap keberlangsungan Pilkada Serentak, baik itu Pilgub Jatim dan Pilbup Magetan. Setidaknya, bagi pemilih pemula yang sudah memenuhi syarat berusia 17 tahun bisa menggunakan hak pilih. Para pemilih pemula termasuk siswa SMAN 1 Magetan dan yang lain, tentu syarat menjadi pemilih adalah yang sudah mempunyai Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Gogot menjelaskan, bagi siswa yang belum mempunyai e-KTP segera untuk mengurus Surat Keterangan (Suket) dari Dispenduk Capil. “Suket menjadi syarat yang harus segera diurus, terutam bagi pemilih pemula yang belum mempunyai e-KTP,” ujarnya. Dia juga berpesan pada seluruh peserta sosialisasi yang merupakan pemilih pemula, untuk memilih sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dia juga tidak bosan-bosannya berpesan, untuk jangan memilih didasarkan dengan imbangan berupa uang karena akan masuk kategori money politic. “Kalau sudah money politic, ancaman dan sanksinya jelas. Selain materi juga akan bisa masuk penjara karena ranah pidana,” terangnya. Guru SMAN 1 Magetan, Hari Soesatyo selaku narasumber kedua menerangkan, bahwa siswa-siswi harus mengawal jalannya demokrasi yang berupa Pilkada serentak. Selain menjadi cara yang sah untuk pergantian kepemimpinan, juga menjadi kesempatan untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan kehendak masyarakat. “Untuk menentukan pilihan, dasarnya salah satunya jangan memilih berdasar paksaan. Memilih pimpinan dalam Pilkada serentak juga jangan sampai mengorbankan harkat dan martabat,” ungkapnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Pimred Radar Magetan Bambang Heri Irwanto. Dia mengajak seluruh pemilih pemula untuk menjadi pelopor gerakan anti Golput. Itu penting, karena penyaluran hak pilih sudah dijamin oleh negara dan sangat di sayangkan kalau tidak sampai disalurkan hak pilih tersebut. “Pilkada adalah momentum penting dalam merubah dan memilih pemimpin yang lebih baik, makanya jangan sampai golput,” urainya. Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Magetan, Hj. Nur Handayani dalam sambutannya menjelaskan bahwa yang dihadirkan dalam sosialisasi Pilgub Jawa Timur adalah siswa pilihan per kelas. Harapannya, mereka yang merupakan pemilih pemula nantinya bisa menjadi pioneer dalam menyukseskan Pilgub Jatim. “Utamanya dalam menggunakan hak pilih, setidaknya bisa mengajak yang lain sehingga partisipasi pemilih dalam Pilgub Jatim meningkat,” pungkasnya. (MC – BAY)

RAPAT EVALUASI DEBAT PUBLIK PERTAMA, KPU JATIM APRESIASI TIM PANELIS & JAJARAN STAF

  Surabaya, jatim.kpu.go.id- Gelar rapat evaluasi pelaksanaan debat publik pertama (16/4), Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) memberikan apresiasi kepada Tim Panelis serta staf Sekretariat. Rapat evaluasi yang dilaksanakan di aula lantai II kantor KPU Jatim ini sekaligus menjadi masukan untuk debat publik kedua yang akan digelar pada tanggal 8 Mei 2018 mendatang. Rapat evaluasi bersama seluruh staf tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris KPU Jatim, HM. Eberta Kawima dan paparan evaluasi disampaikan oleh Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro. Hadir pula dalam rapat evaluasi sebanyak tiga panelis debat publik putaran pertama, yakni Nunuk Nuswardani (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura), Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan dan Abdul Chalik (Dosen Ilmu Politik dan Hukum Tata Negara Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel/UINSA Surabaya). Divisi SDM dan Parmas KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro menyampaikan terima kasih, khususnya kepada seluruh tim panelis yang telah membantu selama debat publik pertama. Hasilnya, hampir seluruh publik menilai dan sekaligus mengapresiasi pelaksanaan debat publik pertama berjalan lancar dan sukses. “Itu juga berkat dukungan dari tim panelis. Di mana, di sela-sela kesibukannya masih bisa menyempatkan diri untuk membantu kami menyiapkan materi debat publik,” ujarnya (16/4/2018). Pria yang akrab dipanggil Gogot ini berharap ke depan, tim panelis bisa memberikan kontribusi lagi. Minimal memberikan rekomendasi dan catatan untuk perbaikan materi, dengan tujuan agar debat publik kedua bisa lebih baik. Terutama dari sisi materi ke depan akan bisa lebih berkualitas dan tepat sasaran seseuai tema. Untuk seluruh jajaran staf, Gogot juga menyampaikan terima kasih karena sudah all out dalam menjalankan tugas selama pelaksanaan debat publik pertama. Meski ada beberapa catatan yang ke depan harus lebih baik, dia menilai secara garis besar pelaksanaan debat publik Pilgub Jatim 2018 berlangsung sukses. “Terima kasih buat semua staf yang telah mendukung, hingga acara berjalan sukses. Kita evaluasi lagi dengan dengan harapan debat publik kedua lebih baik,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Tim Panelis Debat Publik Pertama Nunuk Nuswandari sepakat kalau materi debat putaran kedua harus lebih baik. Tentunya, dengan belajar dari pengalaman debat publik pertama ada beberapa masukan yang harus dijadikan pijakan menjelang debat publik putaran kedua. Salah satunya terkait tata letak dari moderator (host), yang seharusnya berada ditengah saat pelaksanaan sesi materi berlangsung. Selain menjadi lebih sedap dipandang, juga bisa menjadi penengah saat paslon menyampaikan jawaban pertanyaan. “Satu hal yang paling penting, pertanyaan yang disajikan tidak sekadar karena diminta KPU, tetapi kami mewakili masyarakat Jawa Timur,” ucapnya. (MC – TUNG/BAY)